Selasa, 29 Januari 2013

Isi itu Kosong


Udara serasa dimakan waktu
Waktu serasa dimakan manusia
Manusia dimakan dimensi struktural
Isi itu kosong

Kosong yang berdiri tegak seolah-olah ada
Kosong yang berdiri tegak seolah-olah belajar
apakah tidak melihat kesia-siaan di sana
Seolah-olah isi, udara dimakan waktu dalam ketidakberartianya
Seolah-olah isi, waktu dimakan manusia kosong dalam ketidakterbukanya
Manusia telah dimakan dimensi struktural dalam kebodohannya
Dan lagi-lagi manusia menutupinya
dalam berbagai alasan argumentatif (penghiburan)
menutupi kosongnya
Dimensi struktural hanya diam
ia berisi, kuat dan ditopang manusia kosong


Sabtu, 26 Januari 2013

Ada bersama waktu yang ber-tepi

Ada bersama waktu yang ber-tepi menjadikan waktu diberi bingkai dan pasang pada sudut dinding kenangan terindah atau termegah namun nampak sedih bersama kekecewaanya. Banyak tepian yang terbingkai pada dinding relung jiwanya menyatakan itulah masa lalu kehidupannya. Pula banyak cerita pada tepian yang akan dirangkai namun belum masuk pada masa hadirnya kini. Tepian itu menyatakan wadah sementara dalam bentuk baru namun tidak menghilangkan ke-Aku-annya meski akan mengubah atribusi karena keberadaan Tepian itu. Tepian itu suatu waktu akan menjadi penjaga sikap akan kemana arah Ada melaju atau titik tolak karena sebuah tepian adalah bingkai dalam hati dan pikiran. Tepian adalah wadah sementara bagi hati dan pikiran sementara dicurahkan. Bila Ada merasa Tepian itu adalah sebuah kesalahan maka ia akan bergerak dan betolak darinya. Jika Tepian adalah sebuah pakaian yang indah untuk dikenakan maka Ada tidak akan rela melepaskannya.


Jumat, 25 Januari 2013

Pandangan Ada tentang Pilihan

Pilihan itu sensasi
Ketika aku menuliskan pandangan ini
Bahkan memikirkan pilihan adalah sensasi mengelitik
-------------------------------------
Pilihan itu ada ketika ia belum ada
Ketika kesempatan terbuka lebar

Pilihan itu ada ketika desakan ada
Ketika dunia menunjukan dua pilihan

Pilihan itu realistis dan idealis
Ketika ontologi Aku mempertanyakannya

Pilihan itu tujuan
Ketika Aku tahu cara mengarahkanya

Pilihan itu harapan
Ketika Aku memiliki masa depan

Pilihan itu sebuah kesulitan
Ketika Aku terjun pada keterjatuhan

Pilihan itu milik waktu
Ketika ia ada saat dulu, kini dan esok, merangkainya jadi satu
Hanya ketika Aku mampu memisahkan dengan kelupaannya

Tapi Aku bukan seorang dengan menghadapi pilihan universal
Begitulah dunia selalu membentuk Aku dengan sedikit pilihan
Membuat Pilihanku adalah kenangan
Hanya milik Aku, sedikit Aku dan kamu, bukan mereka

Tentang Ada



Permasalahan yang menyeluruh tentang Ada ibarat cangkir. Ketika ia diisi oleh teh manis, kehidupan terasa bahagia. Ketika ia diisi oleh kopi pahit, hidupnya adalah tragedi. Ada pula yang lebih tragis ketika ia tidak diisi apa pun sebab ia tidak tahu harus diisi apa. Bila ia kosong, apa boleh buat tak ada seorang pun yang akan memilih dia untuk menghilangkan dahaga.

Apabila disabdakan bahwa Ada harus menjadi Tuan bagi dirinya dan orang lain, ini sunggug naif. Seperti cangkir kosong yang lambat laun akan terasa retak dipenggaruhi tekanan panas dan dingin oleh apa yang mengisinya. Tak heran bahwa Ada dapat ditafsir sebagai seorang Altruis dan diisi lain sebagai Egois. Bukan hanya ini saja, mengambil jarak dan lagi-lagi harus mengambil posisi menyebabkan Ada dalam kondisi serba salah.

Retak dan kosong ini harus dipisahkan oleh yang "ada" lainya. Ia perlu diperbaiki agar ia kokoh kembali. Bila ia harus memilih antara manus atau pahit, dingin atau panas, itu tak perlu. Ada pasti akan mendapatkan giliranya masing-masing. Begitu pula saat ia retak dan kosong.

Dua sisi yang berposisi ini pula seperti halnya Ada tidak bisa hidup di dua dunia yang terisi penuh secara seimbang dalam posisi sentral. Sentral berarti satu, maka Ada harus memilih hanya satu saja dunia. Dunia ini melibatkan kebeluman masa depan di masa kini. Pertimbangan yang sulit ialah ketika Ada di dua alam: egois atau altruis. Situasu ini mengakibatkan Ada merasa tidak hidup, terkuras energi, tertarik atas hal yang telah didalami. Kondisi serba salah ini harus mengambil jarak, mengisi kembali cangkir yang kosong dan memutuskan apa yang kelak akan dicampurkan di dalamnya, kopi pahit atau susu manis. Entah jika qualia dilibatkan.

Mengambil jarak bukan berarti Ada berada dalam kesendiriannya dan membangun dirinya sendiri secara otonom dengan pertimbangan hal atau lain hal. Ada memang mengambil jarak yaitu menunda keputusan, namun ia butuh kata-kata lain yang telah menuliskan tinta terlebih dahulu dalam kehidupan Ada Yang Lain. Ada membutuhkan sesuatu yang mengisi energinya kembali sehingga ia mampu memutuskan pilihan mana yang akan menjadi dunianya. Selalu ada Ada Yang Lain diperlakukan dalam keberartian kehidupan Ada

 Ditulis 07/07/11